SELAMAT DATANG DI IPAS ONLINE *** MEDIA KOMUNIKASI ANEUK NANGGROE *** "TINGGALKAN PESAN PADA HALAMAN INI " IKATAN PELAJAR ACEH SEMARANG (IPAS)

IPAS LOGO

Rabu, 22 April 2009

Seorang laki-laki berusia 55 tahun, M Isa, tewas dengan kondisi tubuh tercabik-cabik akibat diterjang serpihan benda yang diyakini bom peninggalan masa konflik di kawasan Desa Sapek, Kecamatan Jaya (Lamno), Kabupaten Aceh Jaya, Rabu (15/4) siang.

Seorang warga Lamno, Peedos yang turun langsung ke lokasi kejadian, kepada Serambi tadi malam melaporkan, korban ledakan bom tersebut meninggal dalam perjalanan ke rumah sakit di Banda Aceh. “Sesampai di kawasan Desa Lampisang, Aceh Besar, M Isa mengembuskan napas terakhir. Jenazahnya langsung dibawa pulang kembali ke kampung asalnya di Kecamatan Teunom, Aceh Jaya,” lapor Peedos.

Menurut informasi yang dikutip Peedos dari masyarakat maupun aparat kepolisian di Lamno, insiden itu terjadi sekitar pukul 11.00 WIB, ketika M Isa bersama seorang temannya, Said Jala (49) sedang bekerja membabat semak belukar di lahan pertanian milik Tabib Yusuf di Desa Sapek, Kecamatan Jaya (Lamno). M Isa dan Said Jala adalah pekerja upahan di areal pertanian tersebut. M Isa berasal dari Kecamatan Teunom dan berdomisili sementara di Desa Meudheun yang merupakan tetangga Desa Sapek.

Sekitar pukul 11.00 WIB, masyarakat Desa Sapek dan sekitarnya dikejutkan suara ledakan dahsyat. Desa Sapek dan Meudheun berada di kawasan kaki Gunung Geurutee yang berjarak sekitar delapan kilometer dari Pasar Lamno.

Berita ledakan bom di Desa Sapek yang memakan korban seorang laki-laki tua menyebar cepat hingga ke Lamno. “Saya bersama petugas kepolisian dari Polsek Jaya langsung turun ke lokasi,” lapor Peedos.

Menurut Peedos, kondisi korban benar-benar mengenaskan. Tubuhnya tercabik-cabik dihantam serpihan benda mematikan itu. Sedangkan rekannya, Said Jala luput dari musibah. Said Jala ketika kejadian itu sedang berada pada jarak sekitar 10 meter dengan korban dan sedang berjalan mengambil air minum.

Menurut dugaan, ketika sedang bekerja membabat semak belukar, parang yang digunakan M Isa mengenai benda maut itu sehingga meledak. Pekerja dan petani lainnya yang berada di sekitar titik ledakan terperanjat dan secepatnya mencari tahu apa yang terjadi. “Suasana yang sebelumnya tenang berubah geger dan panik ketika mengetahui M Isa bersimbah darah terkena ledakan bom. Korban secepatnya dievakuasi oleh masyarakat ke Puskesmas Jaya,” kata Peedos.

Karena kondisinya kritis, akhirnya korban dirujuk ke Banda Aceh. Tetapi dalam perjalanan ke ibukota provinsi, M Isa mengembuskan napas terakhir. “Menurut kabar yang saya terima, korban meninggal ketika mobil yang membawanya berada di Desa Lampisang, Kecamatan Peukan Bada, Aceh Besar. Jenazahnya langsung dibawa pulang kembali ke kampung asalnya,” ujar Peedos.

Kapolres Persiapan Aceh Jaya, Kompol Hasanuddin melalui Kapolsek Jaya, Iptu Khairullah yang dihubungi Serambi tadi malam membenarkan kasus meninggalnya seorang warga akibat ledakan bom di kawasan Desa Sapek, Kecamatan Jaya.

Menurut Kapolsek Jaya, berdasarkan hasil olah TKP, bom yang meledak itu jenis rakitan peninggalan masa konflik. Saat polisi ke lokasi, hanya menemukan serpihannya. “Lokasi ledakan jauh dari pemukiman penduduk. Korban harus dievakuasi dengan jalan kaki sejauh 1,5 kilometer,” kata Khairullah.

Menurut Khairullah, lokasi hutan Desa Sapek banyak yang mulai digarap kembali untuk bercocok tanam, sehingga pemilik lahan menggaji pekerja untuk pembersihan. Banyak warga dari berbagai kecamatan lainnya di Aceh Jaya yang bekerja sebagai buruh di lahan warga Aceh Jaya

Comments :

0 komentar to “ ”


Posting Komentar